Langsung ke konten utama

Perisai Jiwa Kalut.

Perisai Jiwa Kalut.

Biarkan aku menjelma banyak hal untuk bercerita tentang kamu, yang memberiku balut pada sejuta luka yang ku raup. 


Karna ada beberapa hal di bentala ini yang memang tidak seharusnya untuk dipahami. Termasuk tentang gelas kaca retak yang akan bisa kembali menjadi satu jika dipahat kembali oleh yang mengasihi, tentang abu-abu nya penglihatan yang dalam kedipan mata menjadi berwarna oleh yang memberi tawar, dan tentang kamu yang menjadi semuanya.


Pandanganku terhadap dunia terlalu lemah sampai kamu menghempas hal-hal hina yang buatku merasa demikian. Terkadang secara sadar aku dengan tak merasa disayangkannya mengeluarkan air mata saat berfikir tentang betapa menakjubkannya semesta setelah hidupku berporos pada kamu. Aku senang dapat melihat dunia menjadi seindah ini, seindah saat kamu mengatakan padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja.


Walau terkadang perasaan-perasaan bergemuruh dalam diri ini membuatku menjadi wanita gila, sabarmu tak pernah terlipat menghadapi hal itu. Seluruh alam semesta harus tahu bahwa ada aku dihidupmu, begitu yang kamu perlakukan kepada jiwa yang haus pengakuan ini, membuatnya tak lagi dahaga. Aku selalu memaku keyakinan dimanapun aku berlayar dan dimanapun aku berlabuh, dan dengan segala cabikan hewan buas di sekujur tubuh, selalu ada kamu yang akan dengan senyum indahnya menawarkan ramuan penghilang lelah dan perban pembalut luka.


Tuhan, entah kebaikan luar biasa mana yang pernah aku lakukan hingga Engkau membalasnya dengan menghadirkan sesosok yang tak pantas disebut manusia karna sifat lakunya yang membuatku hampir merasakan keberadaan malaikat. Kata terimakasih dan kasih-kasih lainnya tak akan pernah sepadan untuk aku kirimkan ke telingamu, karena kamu, tak pernah bisa kuutarakan dengan kata-kata yang ada dalam otakku, kamu lebih dari sekedar pemikiran dan semua yang aku sampaikan, kamu bukan sekedar manusia karena kamu membuat aku hidup, bukan hanya raga, melainkan jiwa yang mungkin hampir membusuk. Dan beberapa hal yang tak semestinya dipahami adalah bagaimana caraku mencintaimu, biarkan ini menjadi satu hal yang harus kau cari tahu dari sekian miliyar kata yang aku ucapkan. Karena aku, mengagungkan kamu dalam setiap apapun keadaan diri ini.


- N, jiwa yang kau petikkan harap, untukmu R yang memberi gemerlap.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ragu yang Kalap.

Ragu yang Kalap Tragedi luka tentang amatirnya merasa, membuat ragu bersemayam pada yang bukan. Terkujur jiwa ini Dalam peti mati Terkujur perasaan ini Rayakan yang tlah mati Ditancapnya berjuta keping kaca Pada hati yang entah, Akan berwujud semula Atau tidak Hanya perlu satu raup Tuk raibkan rasa kelu Yaitu tentang aku Yang harusnya masih hidup Rasa sulit terlelap Mempertanyakan yang hinggap Layakkah ku mendapat dekap? Setelah sayat yang menyekap? - N, yang merasa akan kehambaran.

Aku 'manusia', Bukan 'Manusia'

Aku 'manusia', Bukan 'Manusia' Luka pada setiap desir-desir darah manusia adalah hal lumrah, yakin pada jagat bahwa akan ada balut pada setiap luka yang kau peluk. Bukan nona jika tak banyak ingin Bahhkan ketika banyak larva yang terurai Mari mati, jika sepi datang lagi Mati mari, jika tak lagi sepi Lambai pun tampak tak kasat Aku seperti ingin teriak "Wahai bentala, perlakukan aku dengan layak!" Namun paku keluar dari mulutku tak kalah banyak Aku muak dengan tatap tatap mata asing Sudahkah darah ini tergerak berhenti? Atau, masih menjalar Layak belati yang tertancap di relung diri Aku, yang selalu buncah akan sepi Aku, yang selalu haus akan afeksi Dan aku, yang jiwanya tampak di ambang mati Tapi, Tuhan masih baik hati dengan memberi balut pada setiap darah mengalir yang tampak ngeri. - N, seorang 'aku' yang tak kau sadar juga kamu.