Diusut Rasa, Dibungkam Logika. Kini tidak dapat lagi, bercerita tentang matahari, rembulan, dan segala impian-impian yang tersembunyi. Dambaan lengah kau usap jadi nyata Ditengah putus asa, kau hadir penuh karsa Kau raup semua paku dalam diriku Tampak rela terluka sendu Tepikan dahaga akan afeksi Rasanya tak lebih dari meneguk setumpuk duri Bahkan amis darah ini terasa manis Rasanya seperti semua padan jika menyangkut kamu Merayap serasa dikecap Menyeruak dalam jiwa, pilunya Teriakkan berjuta asa akan rasa Yang tak kunjung dicipta Bualan diambang pecah Matinya tinggalkan cacah Dibajak ego menjadi limbah sambah Serupa kita, bukankah? Nyanyian tersendu - sendu ini sampai habis Indahmu tak lain mematikan layak wisteria Memaksaku untuk sastrakan bahwa, Aku memuja sampai bumi berhenti berporos pada matahari -N, sang penggila lara.
Senang mengenangmu dalam aksara.