Mendekap Keping Semu. Pada bab akhir, tentang segala cerita yang terukir, aku akan tetap hadir menjadi satu hal tersisa yang terakhir. Larva darah pecah mengalir Meluap penuhi sisi diri Debar jantung melemah Tatap mata sendu memerah Dibuai kelam yang tampak sejati Merasa dihunus sepi kian mencekik Ditilik kini berisi sekeping duri Lantas menjadi-jadi Dulu kanvas putih ini terisi Warna-warni menghiasi Kau yang melukis rapi Tapi, kau juga yang merobek mati Mencekik bayang, akan semu yang sempat hadir Walau hanya khayal, kau tak layak disebut ilusi Kau pernah nyata Membasuh darah dan luka nanah Mendekap lelah yang ku cipta Walau pudar saat bunga tercipta Redup sesakki penjuru hati Pelita yang ku puja, kini mati Terkubur dalam liang inti Yang ku tahu tak akan hidup lagi. -N, pengagum sang pembedah hati.
Senang mengenangmu dalam aksara.